Wednesday, April 13, 2016

Open Letter

To our Mayor, H. Syaharie Jaang, S.H, M.Si

Traffic is very close to the citizens samarinda . One thing that is inherent in our daily lives and the most important thing in any activity. Many people who have a close relationship with the work of traffic and many are seeking sustenance through traffic .
All people need smooth traffic for the launch of their respective activities . In Samarinda , traffic is often the source of the problem of citizens samarinda . On the hour to and from work , peak traffic density can not be avoided . Indeed , not all the way in Samarinda experienced a peak density because of the location and its position is far from the center of the activities of people, and it is also still many alternative roads impassable by vehicle users . But what if the only road in the center of the activities of citizens then closed and diverted ?. Loss, yes of course it will happen . But what if the road had been in the peak density before?. An extremely severe congestion would occur , and certainly would be detrimental to many parties .
Flyover on the road juanda . Initially is good news for residents because finally in samarinda will be built flyovers . However , lately the residents were initially enthusiastic and waiting for the inauguration of the flyover has become upset and disappointed. because development is not on the schedule that which resulted in the loss of many parties . Fly over created to reduce congestion and traffic density actually make congestion worse.We as citizens of Samarinda expects decisive action from the government , especially our beloved mayor Syahrie Jaang.

Saturday, January 2, 2016

Kegiatan Selama Liburan

            Awal dari liburan saya adalah saat pembagian raport. Pada saat pembagian raport , saya datang agak sedikit terlambat karena sebelumnya masih menyiapkan barang-barang bawaan yang akan dibawa liburan ke Balikpapan bersama teman-teman sekelas saya yaitu XI-MIPA 8. Jam 07.15 pagi , saya pun sampai ke sekolah dengan selamat tapi terlambat. Saya pun bergegas masuk kelas takut terlambat dan ternyata masih sepi tanpa adanya tanda-tanda bahwa raport sudah dibagikan. Akhirnya , aku dan teman-teman lainnya menunggu pembagian raport sambil mengobrol dan menyanyi.
            Waktu yang di tunggu telah tiba dan raport sebentar lagi akan dibagikan oleh masing-masing wali kelas. Nama saya pun di panggil oleh wali kelas “Dimas Ananta !!!!” teriaknya dengan lantang. Saya pun segera maju dan mengambil raport serta menandatangani daftar hadir yang sudah disiapkan. Raport pun saya ambil dan hasilnya cukup memuaskan dengan IP (Index Prestasi) 3.51. Saya tau itu belum bisa menjadi yang terbaik tapi ini merupakan awal yang baik untuk membangun semangat belajar kedepannya.
            Karena sudah membaju tas penuh baju tak mungkin lagi kalau pulang ke rumah dan memberi raport tsb ke orang tua, saya pun menitipkan raport itu di pos satpam dan memberi tau orang di rumah untuk mengambilnya nanti. Setelah memberikan raport itu, saya pun bergegas ke kelas untuk mengganti baju yang tadi nya seragam pramuka menjadi baju kaos dan celana jeans karena sebentar lagi bis yang akan mengantar kami ke Balikpapan akan datang.
            Satu per satu dari kami pun masuk ke dalam bis dan seperti biasa, panas pun menyerang di dalam bis. Setelah menunggu semua anak datang dan masuk bis, akhirnya kami memulai perjalanan tersebut. Dari mulai ribut di awal perjalanan dan mulai mengantuk serta lelah saat hendak sampai tujuan. Dari mulai menyanyi dan ramai hingga diam dan sepi. Semua kami lewati di perjalanan.
            Sampai lah kami di Balikpapan. Keadaan yang berbeda jauh saya rasakan di Balikpapan. Jalanan bersih serta udara segar yang sangat amat berbeda dengan Samarinda. Walaupun sudah berkali-kali datang ke Balikpapan , namun kali ini terasa berbeda karena pergi bersama kawan dan teman terdekat.
            Untuk menghemat pengeluaran , kami memutuskan untuk bermalam di rumah Widi bukan di Hotel. Kami berangkat siang dan sampai sore hari. Karena bis tidak dapat masuk ke gang , kami pun berjalan kaki sampai rumah dan ternyata jalan itu jauh dan naik turun bukit.
            Lelah tapi menyenangkan, itulah yang saya rasakan di tengah perjalanan. Karena apa pun hal itu bakal menyenangkan kalau di kerjakan bareng teman dan kawan. Walaupun capek dan lelah akan tetapi sampai juga kami ke rumah tsb. Akhirnya , sampai lah kami di rumah tsb dan segera membersihkan diri kami masing-masing.
            Malam harinya, kami semua pergi ke Plaza Balikpapan dan rencananya hendak pergi ke BlitzMegaplex untuk menonton film Single. Ya, film Single yang di perankan serta dibuat oleh Raditya Dika. Padahal sebelumnya saya sudah menonton film ini akan tetapi tak ada salahnya mengulang dan menontonnya untuk kedua kalinya. Selesai menonton jam 1 malam, ya jam 1 malam dan sampai ke rumah jam 2 , hampir setengah 3 subuh.
            Selesai melewati malam yang panjang, kami terbangun saat pagi hari jam 8. Mandi dan sarapan pun kami lakukan dan rencananya kami bakal ke Pantai Kemala. Barang-barang dan tempat tidur yang tadinya berantakan sudah kami rapikan dan kami bersiap pergi dan berpamitan dengan orang tua Widi. Rencana awal pun batal dikarenakan katanya pantai Kemala sepi dan lumayan jauh dari rumah. Tujuan pun beralih ke pantai Lamaru, lagi-lagi rencana batal karena katanya pak Supir untuk masuk kesana bayar nya mahal. Akhirnya , ke pantai Manggar dan ramai sekali disana.
            Banyak hal yang kami lakukan bersama disana. Para perempuan pada keliling pantai pakai spit/speed dan para laki-laki pada nyewa bola buat main bola di pasir pinggir pantai. Seharian kami disana , menghabiskan waktu sama-sama. Foto-foto pun tak lupa kami lakukan demi mengabadikan momen kebersamaan yang sangat langka untuk bisa dilakukan.
            Setelah lelah melakukan berbagai hal kami pun istirahat dan mengobrol seraya menunggu makan siang datang, makan siang kali itu adalah pecel ayam dan itu adalah makan siang yang pas dan sangat mengenyangkan. Beberapa menit setelah makan siang kami pun bergegas untuk pulang agar tidak kesorean untuk sampai ke rumah.
            Hujan pun menemani perjalanan kami. Dingin dan lelah bercampur dan menjadi formula yang sangat tepat untuk tidur di perjalanan, satu per satu dari kami mulai tertidur pulas. Akhirnya setelah 2 jam lebih perjalanan kami pun sampai di kota tercinta Samarinda. Sepakat untuk diturunkan di Stadion Segiri. Waktu itu bertepatan dengan adzan ashar , dari kami ada yang ke musholla untuk solat dan ada juga yang pulang karena terlebih dulu di jemput.

            Jadi, itulah wisata kami ke kota Balikpapan yang dimana bisa dibilang wisata lingkungan karena berbeda jauh dengan keadaan di Samarinda. Balikpapan punya udara yang segar serta tepi jalan yang sama sekali tidak ada sampah yang berceceran dan itu adalah keadaan yang sangat langka dan sulit dirasakan di Samarinda. Saya berharap bahwa Samarinda kedepannya bisa lebih baik dari kota-kota lainnya, terutama dalam segi kebersihan dan kerapian tata kota. Sekian dari saya , Wassalamualaikum wr.wb.